Tingkat Pengangguran Lulusan SMK di Sumut Sangat Tinggi, Semangat Wirausaha Rendah

18-04-2025 / KOMISI IX
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, saat mengikuti pertemuan dalam kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Medan, Rabu (16/4/2025). Foto: Eki/vel

PARLEMENTARIA, Medan — Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan SMK di Sumatera Utara. Hal tersebut disampaikan Netty usai mendengarkan paparan dari Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara dalam kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Medan, Rabu (16/4/2025).

 

“Dari paparan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan, kita mendapati bahwa lulusan SMK menempati hampir delapan persen lebih dari jumlah pengangguran di Sumatera Utara. Ini sangat memprihatinkan karena dulu kita punya jargon bahwa lulusan SMK bisa langsung kerja,” ujar Netty kepada Parlementaria.

 

Menurutnya, kondisi ini harus menjadi perhatian serius bagi Kementerian Ketenagakerjaan dan pemerintah daerah agar segera membangun sistem link and match antara pendidikan vokasi dan dunia usaha dan dunia industry (DUDI). Ia menegaskan bahwa ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan lapangan kerja menjadi salah satu penyebab tingginya pengangguran tersebut.

 

Lebih lanjut, Netty menyinggung peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di berbagai daerah, baik milik pusat, pemerintah daerah, maupun komunitas. Ia menilai BLK perlu direvitalisasi agar benar-benar mampu melakukan reskilling dan upskilling terhadap tenaga kerja, khususnya lulusan SMK.

 

“Kita punya banyak BLK. Tapi apakah mereka sudah sesuai dengan kebutuhan industri hari ini? Harusnya BLK bisa memberikan sinyal keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja,” tambah Politisi Fraksi PKS ini.

 

Tak hanya itu, Netty juga menyoroti rendahnya semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda Sumatera Utara. Ia menilai penting untuk mencari akar persoalan dari rendahnya minat berwirausaha, terlebih di tengah era disrupsi dan otomatisasi kerja berbasis teknologi.

 

“Di era disrupsi ini, banyak jenis pekerjaan yang hilang karena teknologi. Tapi di sisi lain, ada juga peluang baru. Maka perlu ada pemetaan: pekerjaan apa saja yang tergerus, dan pekerjaan mana yang masih dan akan tetap dibutuhkan, khususnya bagi generasi milenial,” pungkas perempuan yang kerap disapa Netty Aher ini. (eki/rdn)

BERITA TERKAIT
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...
Komisi IX Pastikan Dukungan Anggaran Pusat untuk Tekan Stunting di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA,Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menegaskan komitmen DPR untuk memastikan program dan anggaran dari pemerintah...